Memori Presiden Soeharto
Delapan puluh tiga tahun lalu,
tangis mungil itu terdengar menggembirakan.
Tapi,
tangis mungil itu kini hilang,
berganti tangis duka.
Senyum wibawa, dada yang membusung,
tapi..
kini telah tiada.
Bapak kita, pahlawan kita.
walaupun kau tegas dan disiplin,
tapi...
kau adalah bapak teladan dan bijaksana.
Kau bapak pembangunan,
Kami,
tak akan melupakan jasa-jasamu.
Semoga kau diterima di sisi-Nya
tangis mungil itu terdengar menggembirakan.
Tapi,
tangis mungil itu kini hilang,
berganti tangis duka.
Senyum wibawa, dada yang membusung,
tapi..
kini telah tiada.
Bapak kita, pahlawan kita.
walaupun kau tegas dan disiplin,
tapi...
kau adalah bapak teladan dan bijaksana.
Kau bapak pembangunan,
Kami,
tak akan melupakan jasa-jasamu.
Semoga kau diterima di sisi-Nya