Dengan "kamu"

Teruntuk kamu yang tertulis di Lauhul mahfudz,
Kamu tahu, khayalan tentang kamu selalu melintasi pikiran ini. Tapi dengan kuat pula aku selalu menghilangkannya. Tahu kenapa? Karena aku tahu aku tidak berhak memilih dengan siapa aku akan bersanding, tidak berhak memilih dengan siapa aku menghabiskan sisa umur ini, tidak berhak pula memilih imam terbaik. Tapi,


aku tahu bahwa kamu memang seseorang terbaik yang aku butuhkan untuk menemani sisa umur ini, bahu yang aku butuhkan untuk selalu bersandar dan hati yang lapang untuk selalu sabar.

Teruntuk kamu yang sedang memantaskan diri,
Perbanyaklah ibadah, perbanyaklah menuntut ilmu, selami dalamnya samudra dan jalanlah di jalan yang terpanjang. Karena kamu tidak akan pernah tahu kamu akan berhenti pada titik apa, kamu tidak pernah tahu hidup dengan siapa. Malam ini sama seperti malam-malam sebelumnya. Sepi. Tapi tak pernah benar-benar sepi. Karena memantaskan diri adalah jalan terbaik untuk menunggu waktu-Nya.

Teruntuk seseorang yang telah melahirkan kamu,
Terima kasih telah melahirkannya, terima kasih telah mendidiknya, dan terima kasih telah membersarkannya. Terima kasih telah mengenalkan dunia, karena akan banyak batu di jalan yang dilaluinya, akan banyak duri pula disela-selanya. Terima kasih telah mengenalkan pada pencipta-Nya. Terima kasih untuk juga untuk kesabarannya.

Teruntuk hati yang selalu menunggu,
Bersabarlah, karena akan ada kemudahan setelah kesulitan. Bertaqwalah, karena tidak ada yang merugi akan sesuatu hal. Dan tetaplah istiqomah dalam menunggu, karena tidak ada kesia-siaan sedikitpun dalam kebaikan.

Share this:

ABOUT THE AUTHOR

Ceyron Louis

A web designer from India. And then you write some more information about yourself like this to fill out the space that is left.

0 komentar:

Posting Komentar