Kuliah di Luar Negeri

Mimpi, harapan, angan, cita.
.
.
.
.
Berawal dari drakor (alasan klasik banget,, hehehe). Tapi memang itu. Mimpi itu data saat SMA dulu. Entah mau ambil jurusan apa tidak jelas, hanya ingin saja. Akhirnya pun berakhir di Univ Brawijaya yang kotanya bikin nggak bisa move on #eh. Belum terpikir bisa tercapainya atau nggak. Jujur bukan hanya soal kemampuan dibidang akademik saja, tapi juga kemandirian kita bener-bener dituntut. Selain itu, yang paling besar pengaruhnya adalah uang. Untuk kuliah ke luar negeri tidak hanya bisa
bilang gratis segalanya, meskipun itu akan di-cover segala biaya yang kita keluarkan. Setidaknya tidak terlalu menggantungkan itu menurutku hal yang terbaik.
Keinginan untuk kuliah ke luar negeri tidak pernah saya padamkan meskipun meraihnya begitu amat jauh. Saya berpikir tidak ada yang tidak mungkin, dunia ini penuh kemungkinan.
Saya berfikir dan merenung, mungkin karena saya tidak terlalu kuat menggenggamnya, meskipun telah saya jaga keinginan itu. Saya juga belum menemukan akan kuliah di Universitas mana dengan jurusan apa dan akan menjadi apa setelahnya itu. Ini sebenernya ada hubungannya dengan apa yang saya lakukan sekarang ini. Mengikuti PPG. Menjadi mahasiswa PPG bukan hal yang mudah menurut saya. Meskipun saat pendaftaran itu saya benar-benar tidak begitu paham, hanya karena ada peluang maka saya ambil. Setelah banyak hal saya lewati, saya tidak ingin melewatkan satu peluangpun, toh kita tidak akan tahu hasil akhirnya sebelum benar-benar terjun didalamnya. Fine, setelah tahu PPG itu apa, seperti saya ini mendapar jackpot yang tak terduga. Bahasa saya "iseng-iseng berhadiah", iseng-iseng tak masalah, siapa tahu akan dapat hadiah. Alhasil, setelah mengikuti berbagai seleksi dan akhirnya diterima itu, ya biasa saja, tapi tetap bersyukur. Esensi dari pilihan ini sebetulnya belum saya dapatkan, karena pada dasarnya saya tidak ada keinginan menjadi pengajar sedikitpun, termasuk menjadi guru. Menjadi pengajar itu seperti sebuah keinginan seseorang saja, semacam kewajiban lah. Namun, setelah kegiatan PPG ini berjalan sampai memasuki akhir bulan ke-2 ini, saya mulai memahami bahwa menjadi guru tidak hanya menyampaikan materi saja, namun juga bagaimana "menyulap" materi yang amat sangat sulit itu menjadi hal yang teramat mudah, bagaimana mengatasi anak didik yang super duper aktif menjadi mencintai pelajarannya. Menjadi guru tidak hanya sekedar memindahkan buku ke otak peserta didik, namun bagaimana mengolahnya dan memilih strategi serta metode terbaik untuk menyampaikannya. Menjadi guru itu ternyata tidak semudah yang saya lihat. Masuk dan libur mengikuti peserta didikanya, di luar itu menjadi guru begitu amat sangat banyak diperlu dikerjakan.
Oke, kembali lagi kekeinginan untuk kuliah ke luar negeri. Seperti yang saya katakan, setelah mengikuti kegitan PPG  yang sudah hampir akhir bulan ke-2 ini, saya menemukan tujuan saya kuliah ke luar negeri. Selain untuk memantapkan materi yang saya kuasai, saya juga dapat belajar bagaimana negara maju dapat mencetak generasi penerusnya dengan begitu hebat. Bahkan mamu amat begitu melejit di dunia. Sekarang saya sudah memegangnya begitu erat, saya tidak mau memegang amat sangat erat, saya takut ketika saya tidak sadar bahwa saya telah kehilangannya kesempatan itu. Makanya saya memegangnya cukup erat saja, agar saja bisa dengan mudah melihatnya. Jika ada kesempatan utnuk kuliah ke luar negeri, saya ingin mengambil jurusan pendidikan perikanan (fisheries education) dan itu hanya ada di luar negeri memang. Saya ingin mengambilnya di Busan, Pukyong National University. Semoga. Aamiin.

Share this:

ABOUT THE AUTHOR

Ceyron Louis

A web designer from India. And then you write some more information about yourself like this to fill out the space that is left.

0 komentar:

Posting Komentar