Dua Kota

"Perubahan itu tidak akan pernah terjadi, ketika diri kita sendiri tidak melakukan satu usaha pun untuk menjadi sesuatu itu berubah"


Itulah kalimat yang selalu saya tanamkan di pikiran saya. Sejak terakhir kali memutuskan berhenti dari bekerja sampai sekarang sudah hampir 1,5 tahun. Menurutku 1,5 tahun yang amat sangat berat. Awalnya tidak terlalu sulit menjalani sebagai "pengangguran", karena saya tetap menyibukkan diri bagaimanapun itu. Lama-lama semakin tertekan. Tidak hanya karena omongan orang luar, melainkan dari keadaan keluarga yang setiap hari selalu terjadi pertengkaran-pertengkaran kecil yang membuat semakin menjadi rumit. Menjadi bungsu tidak terlalu buruk, tetapi menjadi penunggu rumah sangat melelahkan pikiran. Saat ini saya sedang menunggu pengumuman penerimaan program studi baru di Universitas Tidar Magelang oleh Menristek Dikti. Sebenarnya bukanlah suatu prioritas yang menjadi impian. Hanya ibu yang sangat mengharapkan. Menjadi semakin tertekan ketika mencari pekerjaan-pekerjaan yang lain di luar kota seperti berenang di lautan bebas yang kemungkinan boleh hanya 0,1%. Satu ci-cita yang selalu terpikirkan dan selalu berusaha saya raih yaitu berkunjung ke Masjidil Haram di Mekkah untuk Umroh dan jika memungkinkan haji dan yang kedua adalah berkunjung ke Jepang untuk melanjutkan sekolah.
Kenapa 2 kota itu? Pertama ke Mekkah, selain untuk menuntaskan rukun Islam ke lima karena juga penasaran seperti apa berjalannya negara dimana pusat ke-Islaman dibesarkan. Penasaran dengan budaya dan kehidupan Islam didaerah yang notabene Negara Islam. Penasaran dengan kebesaran Alloh yang selalu terjaga kesuciannya. Penasaran dengan pusat magnet bumi dan hiruk pikuknya negara Islam.
Dan yang kedua ada Jepang. Sejak SD sudah tidak asing lagi dengan amine-anime Jepang yang selalu tayang setiap hari Minggu. Bahkan di hari-hari libur sekolah selalu tayang anime dari Jepang ini. Padahal dulunya merupakan negara "penjajah" bagi Indonesia. Penjajahan yang "hanya" 3,5 tahun tapi terasa amat berat bagi rakyat Indonesia dibandingkan dengan "penjajahan" Belanda selama 350 tahun. Salut dengan kebangkitan negara Jepang yang setelah dihancurkan oleh sekutu dan kemudian bangkit kembali dengan kekuatan yang sangat besar hingga menjadi rujukan kemajuan teknologi di negara-negera Timur dan rujukan pendidikan bagi sebagian pelajar Indonesia.
Awalnya sulit sekali memutuskan mau apa ke Jepang selain ingin merasakan langsung kehidupan di Jepang dengan tingkat kedisiplinan yang tinggi. Kagum dengan teman-teman yang bisa berangkat ke Jepang dan merasakan kehidupan di Jepang. Akhirnya saya putuskan untuk melanjutkan studi di Jepang dengan rujukan kemajuan teknologi yang luar biasa dan kemajuan ilmu pengetahuan yang lebih baik dibandingkan di Indonesia.
Selain alasan-alasan itu sebenarnya untuk merasakan kehidupan lain selain di "rumah" tempat lahir dan besar. Untuk merasakan kekuasaan Alloh yang tiada batasnya. Untuk merasakan perbedaan kondisi kehidupan dan hiruk pikuknya serta keteraturannya.

Share this:

ABOUT THE AUTHOR

Ceyron Louis

A web designer from India. And then you write some more information about yourself like this to fill out the space that is left.

0 komentar:

Posting Komentar