Sebotol Asa
Untuk setiap penjual peracangan pasti tahu bagaimana perjuangan mempertahankan dagangannya, mempertahankan agar setiap hari bisa berbelanja dan menambah dagangannya. Sedikit berbagi pengalaman sebagai pedangan peracangan. Saya dibesarkan oleh seorang Ibu pedagang peracangan yang sangat ulet dan bahkan sabar. Juga memikirkan pembeli disaat beliau harus menjualnya mahal. 25 tahun toko ibu saya berdiri. Banyak pengalaman yang mengajarkan kepada saya bagaimana bisnis ibu saya, bagaimana trik saat pembeli tidak kembali membayar dagangannya. Kemampuan jual beli sudah saya warisi sejak saya SD. Praktik penjualan pertama saya yaitu saat saya kelas 4 SD. Waktu itu lagi hits nya stiker dikalangan teman-teman SD. Termasuk saya yang suka sekali untuk membeli stiker. Kebetulan saya suka sekali menggambar. Selain utnuk contoh gambar biasanya saya mejual stiker ke teman-teman saya, hasilnya saya belikan kembali stiker dan untuk uang jajan. Dan sampai saat ini, saya masih ikut berjualan ibu saya. Satu pengalaman yang mengajarkan kepada saya untuk berpegang teguh bahwa bisnis adalah bisnis, dan menolong sesama urusan yang lain. Saya punya usaha jualan BBM eceran. Meskipun dekan dengan POM penjualan BBM eceran saya tidak begitu buruk. Hanya saja, karena sekelas toko peracangan, tidak sedikit pembeli yang biasanya berhutang dahulu. Prinsip saya, bukannya saya tidak bisa menghutangi, cuman saya tidak ingin jika seorang berhutang maka bayarlah sesuai dengan hutangnya. Tidak perlu saya ingatkan, karena saya tahu orang yang bertanggung jawab pasti akan membayarnya kembali. Tapi ternyata untuk berjualan tidak semudah percaya seperti itu. Satu cerita pernah ada seorang pemuda yang berumur sekitaran berumur 25 tahun brehutang BBM kepada saya, karena saya sudah sering dibohongi pembeli maka saya akan mencari akal untuk sistem barter apabila pembeli tidak kembali untuk membayarnya. Dan ternyata trik itu masih saja dapat dibohongi. Waktu itu saya barter dengan HP dan tas ransel. Kata pembelinya, HP yang dibarter dapat digunakan, kenyataannya HPnya mati. Karena waktu itu saya tidak punya charger utnuk menyalakan HP nya. Belajar dari pengalaman itu, akhirnya jika ada seorang pembeli yang berhutang maka saya akan meminta STNK ataupun SIM, dua bukti tersebut sangat dibutuhkan saat ini. Karena ditempat saya saat ini polisi sedang marak-maraknya melakukan operasi penindakan terhadap kelengkapan pengemudi. Itulah sedikit pengalaman berjualan ditengah masyarakat yang sedikit "menyepelekan" hukum hutang dalam Islam. Saya tahu, tanpa pengalaman yang banyak tidak akan bertahan dalam satu episode kehidupan :)
ABOUT THE AUTHOR
A web designer from India. And then you write some more information about yourself like this to fill out the space that is left.
0 komentar:
Posting Komentar