Sang Pesakitan
Sinar surya pagi ini serasa seperti di atas kepala, tak sanggup Aku menahan panasnya, tetsan luluh keringan dan air mata ini mengalir deras tak terhenti.
Sang pesakitan telah meradang, telah sakit tak terperikan.
Sadarku mengingatkan ini semua, mengingat akan keberadaan diri ini, terpaku aku dalam lamunan ini,
menatap keindahan maya itu.
Aku terbawa oleh keindahan semu itu, membuat aku lupa akan diriku sendiri.
Bercermin aku dalam keberadaan ini, bercermin kubangan penyesalan ini, tak ingin aku mengingat itu lagi, namun juga tak ingin melupakan kenangan itu.
Seorang teman berkata padaku "Bila cinta harus berakhir dengan kesedihan, jangan pernah menyesal dengan kesedihan, jangan pernah menyesal dengan sebuah pertemuan. karena orang yang membuatmu sedih adalah orang yang pernah membuatmu bahagia".
Sakit ini terasa membunuh setiap sel kebahagian ini, membunuh syaraf-syaraf kenangan ini.
Mungkin Aku salah memilih jalan ini, Aku tak bisa melihatnya karena kabut itu.
Perih ini tak tertahankan lagi.
kesakitn untuk yang kedua kalinya ini menyesakkan dada ini, menyempitkan langkah ini dan menghilangkan semangat ini.
Kesakitan ini sulit untuk meninggalkan hati ini, pergi dengan meninggalkan serpihan-serpihan sakit ini.
Aku tak ingin mengumpulkan serpihan sakit itu, serpihan hati yang telah meradang, yang telah terluka dan membatu.
Aku menangis tanpa air mata, karena aku tak rela air mata ini untuk kalian, untuk kalian yang tak pernah jujur dan selalu memberi harapan kosong,
dan pada detik ini aku akan membuat ini seperti tak ada dan tak pernah ada....
(Zeetha)
ABOUT THE AUTHOR
A web designer from India. And then you write some more information about yourself like this to fill out the space that is left.
0 komentar:
Posting Komentar