Dilema atas “Kesempurnaan”



Sesuatu yang “sempurna” memang selalu diinginkan manusia, “sempurna” dalam kehidupan ataupun dalam pekerjaannya. Menurutku sesuatu yang “sempurna” itu relative, seperti rupawan yang tampan ataupun cantik. Pekerjaan dengan hasil yang “sempurna” memang selalu diinginkan. Iyaa, seperti ini. 
Sekarang aku sedang sibuk revisi menyelesaikan laporanku tesis. Menurutku belum ada yang istimewa dari setumpuk kertas-kertas yang berisi ketikan senyawa-senyawa kimia dan biologi ini. Bukan tumpukan-tumpukan yang tidak selesai-selesai ini yang kadang-kadang bisa bikin mood hilang seharian, tapi gara-gara pembimbing. Waktu pemilihan pembimbing dulu, aku memutuskan bapaknya bukan karena apa-apa, karena hanya dialah yang bisa aku pilih. Ternyata perkiraanku salah besar, aku kira tidak akan seperti ini. Nyatanya tumpuka-tumpukan ini semakin banyak dibenahi kanan-kirinya semakin tidak ada harganya. Bukan apa-apa jika memang benar-benar mendapat saran perbaikan yang baik, yang sekiranya membikin tumpukan yang “hanya” kertas ini bisa berubah menjadi “emas”. Boro-boro menjadi “emas” menjadi “perak” pun rasanya masih jauh (menurutku siih). Alih-alih bikin bahagia, eh malah selalu bikin sakit kepala.
Pertama, mungkin Tuhan sedang memberikan suatu ilmu kesabaran yang tiada taranya.
Kedua, mungkin Tuhan menyiapkan sesuatu setelah ini, yang membuat aku harus lebih sabar dari pada ini. Jadi ini seperti warming up, pemanasanlah sebelum sesuatu yang lebih W.O.W dating menyapa.
Ketiga, mungkin Tuhan sedang menyiapkan surprise yang bisa mengobati sakitnya perjuangan menyelesaikan ini.
Saya tidak butuh sesuatu yang amat sangat terlihat “SEMPURNA” ketika saya memang tak mampu terlihat”SESEMPURNA” itu dihadapan orang banyak. Saya hanya membutuhkan ini segera berakhir dan selesai tanpa ada “alasan kesengajaan” untuk memperpanjang saya berurusan dengan anda.
Sesungguhnya KESEMPURNAAN hanya MILIK ALLAH.

Share this:

ABOUT THE AUTHOR

Ceyron Louis

A web designer from India. And then you write some more information about yourself like this to fill out the space that is left.

0 komentar:

Posting Komentar