#NgominginBuku1 ll #TEMANTAPIMENIKAH


#TEMANTAPIMENIKAH
Penulis: Ayudia Bing Slamet dan Ditto Percussion
Penerbit: PT Elex Media Komputindo
ISBN: 978-602-02-9050-8
Cetakan VI: Februari 2017
Tebal: 208 halaman

Ketika kita mencintai seseorang, mengejar hingga mendapatkannya terkadang tidak selalu jadi hal yang baik. Ada kalanya kita hanya perlu tetap menjalani hidup dan biarkan Tuhan yang ambil alih. Karena belum tentu seseorang yang kita inginkan juga menginginkan kita.

"Menurut gue, jadi cowok jangan annoying lah - yang ngejer-ngejer banget buat dapetin kata cinta dari cewek yang lo suka".

Ini sudah ulang tahun kedua yang ia lalui dengan menunggu telepon Ayu di pergantian hari. Dan rasanya, ritual seperti inilah yang dinantikan olehnya ketimbang kejutan ulang tahun dari orang lain. Karena ia selalu merasa istimewa jika semua berhubungan dengan Ayu. Ditto menoleh, medapati seorang cewek yang rambutnya dikucir satu sedang menatapnya dengan matanya yang besar. Cewek itu menunjuk kursi di samping Ditto yang masih kosong.
Ditto berhenti melangkah sejenak. Ia ingin punya jeda sesaat untuk memperhatikan sahabatnya tersebut. Rambutnya kini tidak dikucir seperti dulu saat masih sekolah. Rambut hitam legam dan lurus itu dibiarkan tergerai begitu saja. Badannya juga sudah tak sekurus saat masih sekolah. Cewek itu sudah benar-benar berubah seiring berjalannya waktu. Bukan lagi si Ucha dekil yang dulu selalu ia ledeki dan selalu mengikutinya ke mana pun ia pergi. “Ke mana lo, Jelek? Susah banget dihubungin. Nggak kangen gur?” Sebenernya, gue kangen lo, Cha, batin Ditto. “Sibuk, Mas”. Tahu bagaimana rasanya ketika kau menyukai sahabatmu-padahal kau sudah punya orang lain di sisimu, dan tak ingin persahabatan kalian hancur begitu saja ketika nantinya ia melihat bahwa kau menyukainya?. “Gue maunya yang kayak elo”. “Tapi...nggak yang sedekil elo”. Bilang kek kalo lo cemburu atau apa gitu, Cha, gerutu Ditto dalam hati. Mana ada dua orang cewek dan cowok bisa bersahabat tanpa salah satu dari mereka punya perasaan lebih? “Mana ada sih sahabatan cowok sama cewek yang platonik kayak kalian?” Rasanya mustahil.
“Gila, keren lo To!” seru Ayu sesaat setelah sendok dan garpunya ia letakkan. “Pokoknya gue nggak bakal berenti nonton sampe tua nih kalo lo ngeband terus”. Ditto tertawa senang. “Bener lo ya, gue pegang nih omongan lo”. Kalau mau jujur, ia tak suka saat Ayu pacaran. Bahkan sampai sekarang pun, sejujurnya ia tak pernah suka dengan siapa pun yang berpacaran dengan Ayu. Tapi ia tak bisa mengatakan hal itu secara gamblang kepada Ayu jika ia tak ingin persahabatan mereka jadi aneh.
“Rajin pulang lo nanti”, celetuk Ayu. Ditto tersenyum, “ Iya, doain aja tiap minggu band gue ngisi acara terus di Jakarta”. Akan ada banyak hal yang akan ia rindukan dari masa-masa SMA-nya. Dan hal yang paling ia rindukan tentu saja sahabatnya ini.
“Cuma gue yang tahu bener kalo Bali itu udah jadi tempat tujuan lo buat kabur dari kenyataan”.
Gue nggak tahu ya, Cha, kenapa walaupun gue sayang sama lo, gue justru mikir dari sekarang kalo nanti lo nikah sama cowok lain, gue bakal mau dateng buat kalian. Gila, sayangnya gue udah parah banget sama lo.
Dito menatap ke luar jendela kamarnya. Tatapannya menerawang jauh saat ia berkata, :Liatin ya, Cha, pas gue nikah nanti, gue bakal setia abis-abisan sama istri gue. Sekarang emang brengsek, tapi cowok kayak gue bakal setia sampe mati sama pasangan sehidup sematinya nanti”.
Dan satu hal yang tak berubah di antara mereka adalah, bagi Ayu, Ditto dan perkusinya adalah kombinasi yang benar-benar keren. Ia tak akan sungkan untuk memuji penampilan cowok yang rambutnya kini tak segondrong dulu saat masih mahasiswa. Satu yang entah bagaimana bisa ia yakini, selama dan sejauh apa pun mereka terpisah, pada akhirnya mereka akan bertemu di satu titik yang sama. Mungkin inilah yang dinamakan dengan takdir.
Perhatian Ayu kembali kepada Ditto. Saat kedua mata sahabatnya menatap tepat di manik matanya, Ditto tertegun sesaat. Kemudian, keberanian yang tak pernah terkumpul selama bertahun-tahun mereka bersahabat itu, akhirnya muncul. Membuat Ditto akhirnya berkata, “ Cha, kalo gue suka sama lo, gimana?”. Ayu terpaku di tempatnya. Ayu bahkan sulit untuk mengidentifikasi perasaan macam apa yang saat ini berkecamuk dalam hatinya saat mendengar pengakun Ditto. Our friendship is my gift and the other is still making.
-------------------------------------------------------------------------------------------------------
Sebenernya istilah #temantapimenikah itu sudah lama pernah denger, cuman belum tahu asalnya. Iseng deh pas itu lagi nonton acara di salah satu TV Swasta, daaan penasaran sama Ditto Percussion. Googling laah, dan nemu bahwa doi ini suaminya Ayudya Bing Slamet. Jadilah kepo di instagram si Ditto ini. Banyak caption-caption tentang novel #temantapimenikah ini. Penaran deh sama si novel. Pas ada waktu buat ke Gramedia, novel ini ternyata jadi best sellerwaktu itu. Kebeli deeh *hehehehe.
Baca novel ini sedikit teringat saat jamannya SMP yang waktu itu masih “cinta monyet” istilahnya. Sama halnya Ditto dan Ayu. Aku juga punya temen yang bisa bikin rajin sekolah dan betah menatapnya lama-lama. Dan ngelirik-ngelirik juga *hehehe. Hampir 13 tahun dan baru ketemu lagi dan ngobrol. Berasa deg-degan banget, maklum cinta tersampaikan. Nggak seperti Ditto ini yang gentlemen *uhuuy.
Sampai sekarang, masih suka stalking. Walaupun doi juga belum menikah sampai sekarang, ternyata perasaan yang aku dulu rasa sudah tidak seperti sekarang ini. Waktu telah menjawab semua perasaan itu. Sekarang pun, meski sering update sosial media, tidak ada perasaan suka lagi sedikitpun seperti dulu. Btw, novel #temantapimenikah ini, dibawain dengan bahasa yang enak banget, gampang banget alurnya buat diikutin, dan nggak mbulet. Cuman satu yang agak ngeganjel, ceritanya seperti dipaparin oleh pihak ketiga. Meskipun pada kenyataannya ditulis sendiri oleh Ditto dan Ayu. Jadi kesannya kayak diceritain orang lain. At least, ini termasuk novel yang enteng. Enak banget buat nostalgia masa-masa sekolah, bisa sambil senyum-senyum sendiri juga *hehehe.

Share this:

ABOUT THE AUTHOR

Ceyron Louis

A web designer from India. And then you write some more information about yourself like this to fill out the space that is left.

0 komentar:

Posting Komentar